Senin, 09 April 2012

TAFSIR AL-AZHAR (Juz 1)




          Tanggal 7 April kemarin YPI Al-Azhar Jakarta memperingati miladnya yang ke 60. Beberapa kegiatan diadakan untuk memeriahkannya, yakni berupa seminar internasional, pameran pendidikan, lomba-lomba, gerak jalan santai, dsb.

       Sebagai kado untuk YPI Al-Azhar, saya mencoba menuliskan ringkasan tafsir Al-Azhar juz 1. Bagi teman-teman yang belum tahu, Buku Tafsir Al-Azhar adalah buku tafsir Al-Qur'an yang ditulis oleh almarhum Buya Hamka. Lalu apa kaitan antara Al-Azhar dengan Buya Hamka. Bahwa Buya Hamka adalah tokoh antagonis pada masa orde lama yang juga seorang sastrawan dengan beberapa buku novelnya. Beliau adalah salah seorang yang pernah membesarkan dan menjabat sebagai ketua umum YPI Al-Azhar.

     Sebenarnya Peringkasan Tafsir Al-Azhar ini merupakan tugas dari Kepala Bidang TK/SD kepada para Kepala Sekolah di lingkungan YPIA. Dan saya, sebagai salah satu yang mendapat tugas, dengan senang hati berbagi kepada Anda.      
Inilah isi / ringkasan Tafsir Al-Azhar Juz 1 :



Bismillahirrahmanirrahiim!

1.     Pendahuluan

Ø  Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh Penulis Tafsir :
a.       Tahu Bahasa Arab dengan segala peralatannya.
b.      Tahu penafsiran orang terdahulu
c.       Tahu Asbabun Nuzul (sebab-sebab turunnya Al-Qur’an)
d.      Tahu hal Nasikh dan Mansukh
e.       Tahu ilmu Hadist
f.        Tahu ilmu Fiqh

Ø  Tujuan Buya Hamka menafisrkan Al Qur’an :
a.       Membantu kaum muda yang mencurahkan minat terhadap agama Islam
b.      Membantu mubaligh dalam memperkaya alat untuk menyeampaikan dakwah.

Ø  Ungkapan bahwa segala ilmu sudah cukup di dalam Al-Qur’an, adalah salah. Yang benar adalah anjuran Al-Qur’an untuk menyelidiki segala macam ilmu. Diantaranya dengan mempelajari bermacam tafsir.

Ø  Perbedaan macam tafsir dapat memperkaya pegangan umat Islam yang mempelajarinya. Perbedaan tersebut dapat diketahui karena perbedaan haluan dan faham si penafsir.

Ø  Jenis-jenis tafsir antara lain :
a.       Tafsir Razi, cenderung membela Mahzab Syafi’i.
b.      Tafsir Al-Kasysyaf, membela Mahzab Mu’tazilah.
c.       Ruhul Ma’ani karangan Al-Alusi, membela Mahzab Hanafi.


2.     Al-Qur’an

Ø  Al-Qur’an disebut juga Al-Kitab, adalah wahyu-wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya dengan perantaraan Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada umatnya.

Ø  Perhitungan secara umum, Al Qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat.

Ø  Diturunkan dalam 2 masa :
a.       di Makkah ( 13 tahun ), berisi tentang penegasan dan pengukuhan tentang aqidah Islam
b.      di Madinah ( 10 tahun ), berisi tentang peraturan-peraturan dan hukum-hukum Fiqh, dll.

Ø  Al Qur’an diturunkan selama bertahun-tahun / berangsur-angsur, mempunyai alasan, sbb :
a.       Supaya mantap dan jelas tentang duduk permasalahan yang dituntunkan Tuhan.
b.      Agar lebih kokoh dan mudah oleh para shahabat / Ahlush Shuffah.
3.     I’jazul Qur’an

Ø  Artinya pelemahkan, yaitu lemah buat orang untuk menyamai atau meniru mu’jizat Nabi berupa Al Qur’an ini.

Ø  Mu’jizat yang diberikan Allah kepada Rasul-rasul-Nya ada 2 macam :
a.       Mu’jizat hissi ( dilihat dengan mata dan pancaindera );
N. Ibrahim (tidak memapn dibakar api), N. Musa (membelah laut), N. Isa (menyembuhkan dan menghidupkan orang mati)
b.      Mu’jizat ma’nawi ( dilihat hati dan pemikiran );
N. Muhammad Saw. (berupa Al Qur’an), mu’jizat ini lebih kuat, karena bias melampaui masanya dan menjadi bukti kekuatan Rasul dari masanya sampai akhir zaman.



4.     Isi Mu’jizat Al-Qur’an

Ø  Al Qur’an diturunkan dengan tingkat bahasa yang sangat tinggi, baik secara balaghah dan fashahahnya. Sehingga ahli sastra Arab sendiri mengakui, bahwa tidak ada yang mampu membuat satu ayat pun yang menyamai keindahan dan kedalaman makna kandungan Al Qur’an.

Ø  Q.S Al Baqarah : 23; Allah menantang manusia untuk mencoba menyusun ayat yang seindah dan sebagus ayat dalam Al Qur’an.

Ø  Al Walid bin Al Mughirah ( ahli sastra dari kaum kafir Quraisy ) menyatakan tentang kemuliaan Al Qur’an :
“Demi Allah! Apa yang diucapka Muhammad itu tidak dapat diserupakan dengan sembaran syairpun.  Demi Allah! Kata-katanya ini manis didengar, indah diucaapkan. Puncaknya menimbulkan buah, dasarnya memancarkan kesuburan. Perkataan ini selalu di atas dan tidak dapat diatasi. Dan yang di bawah mesti hancur dibuatnya.”

Ø  Empat macam I’jaz Al Qur’an :
a.       Fashahah dan Balaghah Al Qur’an yang sangat tinggi derajatnya.
b.      Isi dan kebenaran ceritanya tentang masa-masa yang telah lalu, tentang zaman-zaman Nabi sebelumnya.
c.       Terdapat berita dalam Al Qur’an tentang kejadian yang akan dating.
d.      Terdapatnya pokok-pokok ilmiah mengenai alam.


5.     Al-Qur’an Lafaz dan Makna

Ø  Al Qur’an bukanlah semata-mata hanya pada maknanya saja, tetapi mencakup lafaz dan maknanya.
Ø  Salah satu sifat Al Qur’an adalah Arabi, yakni berbahasa Arab.
Ø  Bila ada Al Qur’an dengan bahasa lain, itu hanyalah berupa terjemahan Al Qur’an.
Ø  Salah satu keutamaan Al Qur’an dibanding kitab suci yang lain, bahwa Al Qur’an dengan makhraj, huruf, dan tajwidnya masih asli menurut naskah yang pertama, walaupun diturunkan beberapa belas abad yang lalu.
Ø  Selain membaca Al Qur’an itu sendiri, perlulah kita belajar membaca terjemahan dan tafsir-tafsirnya.

6.     Menafsirkan Al-Qur’an
Ø  Tafsir Al Qur’an yang pertama dan utama adalah Sunnah.

Ø  Sunnah berupa :
a.       Perkataan (aqwal) dan perbuatan (af’aal) dari Nabi
b.      Perbuatan sahabat yang dikerjakan dengan sepengetahuan Beliau, lalu dibiarkannya dan tidak dicegahnya.

Ø  Tafsir Al Qur’an tidak boleh bertentangan dengan Sunnah Nabi.

Ø  Al Qur’an bila diteropong dari segi Sunnah tervagi dari tiga bagian :
a.       Mengandung hukum-hukum yang bersangkutan dengan halal-haram, faraidh dan wajibat (suruhan dan perintah), mandubat (anjuran) dan pelanggaran (mahzhurat)
b.      Bersangkutan dengan aqidah atau kepercayaan / doktrin.
c.       Bersangkut dengan kisah-kisah dan cerita zaman lampau. Maksud dari kisah-kisah tersebut sebagai pengajaran dan i’tibar (perbandingan).

Ø  Cerita-cerita yang berhubungan dengan tafsir Al Qur’an tetapi telah dibumbui dengan dongeng khurafat, dinamakan Israiliyat.

Ø  Israiliyat dibagi menjadi 3 :
a.       Sesuai dengan kebenaran dan persetujuan Al Qur’an.
b.      Berlawanan dengan ayat dan riwayat yang shahih.
c.       Tidak berlawanan tapi tidak membawa faedah.

Ø  Agar bisa menafsir dengan akal dan dapat diterima, hendaklah memenuhi empat syarat ;
a.       Mengetahui Bahasa Arab.
b.      Jangan menyalahi dasar yang diterima dari Nabi Muhammad Saw.
c.       Jangan terlalu keras mempertahankan satu mahzab, kemudian justru membelokkan isi Al Qur’a untuk disesuaikan dengan mahzab tersebut.
d.      Ahli pula dalam bahasa tafsirnya.


7.     Haluan Tafsir
Ø  Haluan Tafsir Al-Azhar :
a.       Memelihara sebaik-baiknya antara naqal dan aqal, antara riwayah dengan dinayah.
b.      Ditulis dengan suasana baru; di Negara dengan penduduk Muslim terbesar.
c.       Tidak ta’ashshub kepada satu faham, dan tidak membawa pertikaian mahzab.
d.      Cenderung kepada Mazhab Salaaf, yaitu mazhab Rasulullah dan shabatnya.



8.     Mengapa Dinamai “Tafsir Al-Qur’an”
Sejarah dan biografi singkat dari penulis Tafsir Al-Azhar (BUYA HAMKA) :
Ø  Tahun 1956, Buya Hamka mendirikan rumah di daerah Kebayoran Baru, sekaligus dimulainya pembangunan sebuah masjid.
Ø  Januari 1958, Buya Hamka berangkat ke Lahore ( Pakistan ) untuk memenuhi undangan Punjab University untuk kegiatan seminar. Dari Pakistan, beliau melanjutkan lawatan ke Mesir.
Ø  Atas akomodasi dari Dr. Muhammad al-Bahay, Buya Hamka dipersilakan untuk mengadakan muhadharah / ceramah di Al-Azhar University – Kairo.
Ø  Ramadhan 1378 / 1958, Masjid Agung di Kebayoran sudah jadi dan mulai digunakan untuk kegiatan shalat Tarawih, meskipun belun diresmikan oleh Presiden RI / Soekarno.
Ø  Maret 1959, Buya Hamka mendapatkan gelar ilmiah dari Al-Azhar yang ditandatangani oleh Syaikh Jami’ Al-Azhar, yakni Syaikh Mahmoud Syaltout.
Ø  Kegiatan pengajian berupa tafsir Al-Qur’an dan khutbah terus berjalan di Masjid Agung Kebayoran .
Ø  Desember 1960, Syeikh Al-Azhar melawat ke Jakarta dan menziarahi Masjid Agung Al-Azhar. Beliau memberi nama masjid di Kebayoran tersebut dengan nama masjid Al-Azhar Jakarta. Sejak saat itu masjid di Kebayoran itu terkenal dengan sebutan MASJID AGUNG AL-AZHAR.
Ø  Januari 1962 terbit majalah Gema Islam yang  banyak menulis tentang kegiatan di Masjid Agung Al-Azhar, termasuk kegiatan tafsir ba’da Subuh di masjid tersebut.
Ø  Atas usul H. Yusuf Ahmad, segala pelajaran tafsir yang dilaksanakan di masjid tersebut dimuat di majalah Gema Islam dan diberi nama TAFSIR AL-AZHAR.

9.     Hikmat Ilahi
ü  Kegiatan tafsir diadakan tiap pagi, sejak akhir 1958 sampai Januari 1964, tetapi belum tamat.
ü  Penulisan tafsir di majalah Gema Islam sejak Januari 1962 sampai Januari 1964, tetapi baru sampai Juzu’ 19 saja.
ü  Hari Senin, tanggal 12 Ramadhan 1383 H. bertepatan dengan tanggal 27 Januari 1964, Buya Hamka ditangkap oleh beberapa Polisi berpakaian preman. Pada saat itu beliau sedang mengadakan pengajian bersama seratusan kaum ibu, dengan pelajaran tafsir Surat Al Baqarah ayat 255.
ü  Beliau ditangkap dengan tuduhan telah mengadakan coup d’état dan dituduh telah menghasut mahasiswa  IAIN Ciputat untuk meneruskan pemberontakan Kartosuwiryo dan Daud Beureuh.
ü  Selama beberapa tahun dalam tahanan tersebut Buya Hamka justru dapat menyelesaikan Tafsir Al-Azhar.
ü  Selama dalam tahanan itu pula, beliau bisa mengkhatamkan Al Qur’an ratusan kali dan dapat menyelesaikan pembacaan buku-buku penting, seperti tentag Tasauf, Tauhid, Filsafat Agama, dan Hadits Rasulullah.
ü  “Di saat segala jalan hubungan di bumi ditutup orang, hubungan ke langit lapang terluang”.


10.Surat Al-Fatihah (Pembukaan)
v  Al Fatihah artinya pembukaan. Surat ini juga dinamai Ummul Kitab / Fatihatul Kitab (Pembukaan Kitab)
v  Surat ini diturunkan di Makkah, dari dalam perbendaharaan di bawah ‘Arsy.
v  Al-Fatihah adalah surat yang mula-mula diturunkan secara lengkap satu surat.
v  Nama lain dari Surat Al-Fatihah :
a.       Al-Kanz (Perbendaharaan)
b.      Al-Wafiyah (Yang Melengkapi)
c.       Al-Hamd (Puji-pujian)
d.      Ash-Shalah (Sembahyang)
e.       Al-Waaqiyah (Pemelihara dari Kesesatan)

v  BISMILLAHIRRAHMANIIRAHIIM :
a.       Sebagian ulama salaf berpendapat bahwa Bismillah di awal surat adalah ayat pertama dari surat Al-Fatihah.
b.      ALLAH  adalah Zat Yang maha Tinggi dan Maha Kuasa. DIA adalah wajibul wujud, yang pasti ada dan mustahil tidak ada.
c.       Tiap-tiap pekerjaan yang mulia hendaklah dimulai dengan basmallah.
d.      Segala pujian hanya untuk Allah. Tidak ada zat lain yang berhak mendapat pujian kecuali DIA.
e.       Allah bukan semata-mata mencipta seluruh alam, tetapi juga menata dan mengatur.
f.        Di dunia tidak ada pembalasan yang sebenarnya, tetapi di hari pembalasan nanti akan ada perhitungan yang adil.
g.       Tauhid Uluhiyah : mengakui hanya Allah yang patut disembah. Sedang Tauhid Rububiyah : mengakui hanya Allah tempat minta tolong.
h.      Ibadat : memperhambakan diri dengan penuh keinsyafan dan kerendahan. Beribadat kepada Allah harus disertai dengan raja’, yakni pengharapan akan kasih dan sayang-Nya.
i.         Perlengkapan untuk ditunjukkan oleh Allah ke jalan yang lurus :
-          Al Irsyad : kecerdikan dan kecerdasan untuk membedakan antara yang salah dan benar.
-          At Taufiq : kesesuaian kehendak dengan apa yang direncanakan Tuhan.
-          Al Ilham : petunjuk untuk mengatasi sesuatu yang sulit.
-          Ad Dilalah : pengetahuan tentang tanda-tanda.
j.         Shiratal Mustaqim : garis lurus yang menghubungkan kita dengan Allah.
k.       Orang yang dimurkai : adalah orang yang sengaja keluar dari jalan yang benar karena memperturutkan hawa nafsu.
l.         Orang yang sesat : orang yang berani membuat jalan sendiri di luar garis yang telah ditetapkan Allah.
m.    Menurut Saiyid Rasyid Ridha dalam bukunya Al Manar, jenis orang sesat terbagi menjadi empat tingkat :
-          Yang tidak sampai dakwah kepadanya.
-          Mati sebelum beriman.
-          Dakwah yang sudah sampai tidak digunakan dalam kehidupan.
-          Sesat dalam beramal atau memutar-mutarkan hukum.

11.Al-Fatihah Sebagai Rukun Sembahyang
Segala sembahyang tidak sah kalau tidak membaca Al – Fatihah :
Ø  Dari Ubadah bin As Shamit, Nabi Saw berkata : “Tidak ada sembahyang bagi siapa yang tidak membaca Fatihatil Kitab” (Dirawikan oleh Al-Jamaah)
Ø  “Tidak diterima sembahyang kalau tidak dibaca padanya Ummul Qur’an (Dirawikan Imam Ahmad).

12.Di antara Jahar dan Sirr
Pendapat-pendapat tentang cara pembacaan Basmallah :
Ø  Basmallah dibaca dengan dijaharkan ( suara keras ) : Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Ibnu Umar,  Said bin Jubair, (Mazab) Imam Syafii, dll.
Ø  Basmallah dibaca dengan disirr-kan ( tidak dibaca keras ) : Abu Bakar, Umar, Usman, Ali bin Abi Thalib, Ibnu Mas’ud, Hasan Al Bishri, (Mazab) Imam Malik, Abu Hanifah, dll.
13.Dari Hal Amin
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Saw. berkata : Apabila Imam telah ber-amin, maka kamu ber-amin pula. Karena barangsiapa yang bertepatan aminnya dengan amin-nya malaikat, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau” (Dirawikan oleh Jamaah)

14.Al-Fatihah Dengan Bahasa Arab
Karena membaca Surat Al-Fatihah adalah rukun yang harus dilaksanakan waktu sholat, maka harus dibaca sesuai denga bahasa aslinya, yakni Bahasa Arab. Tidak boleh membaca Surat Al-Fatihah dalam bahasa yang lain. Agar lebih paham dan bisa membacanya dalam Bahasa Arab hendaklah anak-anak diajarkan sedari kecil, bukan dengan cara menghindari ataau menterjemahkan bacaan sholat tersebut ke dalam bahasa masing-masing.

15.Kesimpulan
Ø  Al-Fatihah bukan semata-mata bacaan untuk ibadat, tetapi juga mengandung bimbingan untuk membentuk pandangan hidup muslim.
Ø  Al-Fatihah juga mendidik kita memakai adab sopan-santun yang tertinggi, yakni memohon hanya kepada Zat Yang Tertinggi dengan didahului menyembah-Nya dengan segala kesadaran dan keikhlasan.

16.Surat Al-Baqarah (Lembu Betina) – Juzu’ I – Pendahuluan
Ø  Surat kedua dalam Al-Qur’an bernama Al-Baqarah, yang berarti lembu betina, merupakan kisah tentang Bani Israil yang disuruh Nabu Musa mencari seekor lembu betina untuk disembelih (ayat 67-74)
Ø  Surat Al-Baqarah merupakan surat yang terpanjang dalam Al-Qur’an (286 ayat), mengandung 2 juzu’ lebih, termasuk golongan surat Madaniyah.
Ø  Isi dan kandungan surat ini merupakan pembangunan jiwa kaum mu’min di dalam memegang teguh agama, menegakkan budi dan menyebar da’wah.

17.Takwa dan Iman
Ø  Di dalam Al-Qur’an kita berjumpa dengan beberapa surat yang dimulai dengan huruf-huruf : Alif-Lam-Mim, Alif-Lam-Mim-Shad, Alif-Lam-Mim-Ra, Ha-Mim, dsb. Banyak penfsir yang menjelaskan tentang makna dari huruf-huruf tersebut sesuai dengan penafsirannya.
Ø  Makna dari huruf tersebut sangat beragam, salah satunya adalah sebagai pemberitahuan atau panggilan untuk menarik perhatian tentang ayat-ayat Al-Qur’an tersebut, khususnya bagi orang yang bertakwa.
Ø  Niscaya baru sempurna iman dan takwa seseorang bila percaya kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. (Al-Qur’an al-Karim)

18.Kufur
Ø  Sebab-sebab orang menjadi kafir adalah karena juhud ; yakni meski ia tahu tentang kebenaran yang disampaikan kepadanya, tetapi dia menolaknya karena akan mengganggu kedudukannya.
Ø  Banyak kisah-kisak tentang kekufuran seseorang karena juhud (menentang), inad (keras kepala), sehingga mata hati mereka dikunci oleh Allah, sehingga kekufuran menjadi sikap hidup mereka.
Ø  Azab bagi orang yang kufur sangat berat, yakni azab di dunia dan kelak di akhirat.

19.Nifaq I
Ada 3 jenis manusia :
a.       Kelompok orang yang percaya hatinya, percaya mulutnya, dan percaya perbuatannya. Tegasnya, dibuktikan kepercayaan hatinya dengan mulut dan perbuatannya. Itulah golongan orang Mu’min.
b.      Kelompok orang yang tidak mau percaya; hatinya tidak percaya, mulutnya menentang, dan perbuatannya melawan. Itulah yang disebut orang kafir.
c.       Kelompok ketiga adalah yang pecah antara hati dan mulutnya. Mulutnya mengakui percaya tapi sebenarnya hatinya tidak. Sifat inilah yang disebut nifaq, sedang orangnya disebut munafiq.

20.Nifaq II
Contoh perangai orang munafiq digambarkan sebagaimana pada surat Al-Baqarah ini :
“Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata : ‘Kami telah beriman’, dan apabila mereka sendirian dengan setan-setan mereka, mereka katakana : ‘Sesungguhnya kami tetap bersama kamu, kami hanyalah mengolok-olok mereka’” (QS. 2 : 14)

21.Malaikat dan Khalifah
Ø  “Dan ingatlah tatkala Tuhan Engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang Khalifah.” (pangkal ayat 30)
Ø  Malak ( untuk satu tunggal ) dan Malaikat ( untuk jamak ), adalah yang diberi tugas-tugas tertentu oleh Allah, seperti : mencatat amalan setiap hari, membawa wahyu kepada Rasul dan Nabi, memikul Arsy Tuhan, menjaga surga dan neraka, berdoa dan memuji-muji Allah, dsb.

22.Tentang Khalifah
Ø  Dari beberapa kajian, salah satu arti dari Khalifah adalah pengganti. Yakni pengganti dari makhluk di bumi yang telah musnah. Ada jug ayang menafsirkan sebagai pengganti dari Allah sendiri untuk memelihara bumi ini.

23.Da’wah Kepada Bani Israil
Ø  Bani Israil adalah kaum yang merupakan keturunan dari Nabi Ya’kub a.s.
Ø  Israil konon berarti Amir pejuang bersama Allah.
Ø  Bani Israil menerima Taurat dari Nabi Musa a.s.
Ø  Rasulullah s.a.w. diperintahkan untuk berda’wah kepada orang Arab, Qathan, Adnan, dan kepada Bani Israil.
Ø  Bani Israil mempunyai sifat yang congkak karena merasa merekalah ‘Sya’bullah al-Mukhtar’ yakni bangsa kepunyaan Allah yang telah dipilih. Penyakit kebaanggan inilah yang menimbulkan permusuhan antar bangsa dan golongan yang lain.
Ø  Bani Israil mempunyai perangai yang sangat buruk, sehingga Allah mengutuk mereka  (hatinya) seperti kera yang dibenci (ujung ayat 65)

24.Menyembelih Lembu Betina
Ø  Asal-usul timbulnya perintah menyembelih lembu betina ialah karena suatu pembunuhan gelap, tidak terang siapa pembunuhnya. Maka untuk menghabiskan perselisihan, Nabi Musa memerintahkan menyembelih seekor lembu betina.
Ø  Karena kesombongan mereka sendirilah sehingga kaum Bani Israil mendapatkan kesulitan dengan perintah Nabi Musa yang sudah jelas tersebut.

25. Sopan Santun Kepada Rasulullah Saw.
Ø  Setelah belajar banyak dari Kaum Bani Israil, Allah member tuntunan dalam surat ini agar kaum mu’min senantiasa menjaga sopan santun kepada Rasul.
Ø  Tuhan memperingatkan kepada orang yang beriman, bahwa Rasul danNabi yang diutus-Nya berganti-ganti dan wahyu yang diturunkan berturut-turut, tetapi syariat dan pokok hokum tentang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa tetap berjalan dan tidak berganti.

26.Perjuangan Nabi Ibrahim
Ø  Nabi Ibrahim a.s. adalah Rasul Allah yang dibanggakan oleh Bani Israil dan Bani Ismail sebagai nenek moyang mereka.
Ø  Nabi Ibrahim adalah seorang besar yang telah lulus dari berbagai ujian Allah : “Dan ingatlah tatkala telah diuji Ibrahim oleh Tuhan-Nya dengan beberapa kalimat” (pangkal ayat 124).




27.Menjadi Imam Sesudah Lulus Ujian.
Ø  Nabi Ibrahim diberi kehormatan oleh Allah sebagai Imam manusia. Imam yang patut diikuti, orang yang menjadi pelopor, baik karena agama dan akhlaknya.
Ø  “Diapun berfirman : Sesungguhnay Aku hendak menjadikan engkau sebagai Imam bagi manusia”.
Ø  Di dalam riwayat yang dikeluarkan  oleh Abd bin Humaid dan Ibnu Jurair dan Ibnu Abi Hatim dari al-Hasan : Ibrahim telah diuji dengan kelap-kelipnya bintang, bulan dan matahari, dan dia lulus. Diuji dengan hirha, diapun lulus. Diuji dengan perintah menyembelih anak kandungnya sendiri. Itupun dia lulus. Padahal waktu itu usianya telah 80 tahun.”
Ø  Sebagai seorang ayah atau kakek yang besar dengan bercita-cita jauh ke depan, Ibrahim memohonkan supaya jabatan Imam itupun diberikan kepada orang-orang yang terpilih dari kalangan anak cucunya..
Ø  Permohonan Ibrahim dikabulkan oleh Allah, salah satu anak cucu Ibrahim yakni  Rasulullah Muhammad s.a.w. yang kelak menjadi Imam dunia adalah keturunan Ibrahim dari garis Ismail.


--- alhamdulillahirabbil ‘alamiin ---


(sumber : Tafsir Al-Azhar)