Sabtu, 04 Februari 2012

MAULID (part 3) : MUHAMMAD DI MATA TOKOH NON-MUSLIM




"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi…"
(QS . 33 / Al-Ahzab : 40)

 
Michael H. Hart (1932- )
Profesor astronomi, fisika dan sejarah sains

“Pilihan saya menempatkan Muhammad di urutan teratas dalam daftar orang-orang yang paling berpengaruh di dunia boleh jadi mengejutkan para pembaca dan dipertanyakan oleh banyak orang, tetapi dia (Muhammad) adalah satu-satunya manusia dalam sejarah yang sangat berhasil dalam dua tataran sekaligus, agama (ukhrawi) dan sekular (duniawi).”
[The 100: A Ranking Of The Most Influential Persons In History, New York, 1978, h. 33]


William Montgomery Watt (1909- )
Profesor (Emeritus) Studi Bahasa Arab dan Islam di University of Edinburgh

“Kerelaannya dalam mengalami penganiayaan demi keyakinannya, ketinggian akhlak orang-orang yang mempercayainya dan menghormatinya sebagai pemimpin, dan kegemilangan prestasi puncaknya —semua itu membuktikan ketulusan hatinya yang sempurna. Tetapi kenyataannya, tak seorang tokoh besar pun dalam sejarah yang sangat kurang dihargai di dunia Barat seperti Muhammad. Menganggap Muhammad sebagai seorang penipu akan menimbulkan lebih banyak masalah ketimbang memecahkannya.”
[Mohammad At Mecca, Oxford, 1953, h. 52]


Alphonse de Lamartine (1790-1869)
Penyair dan negarawan Prancis

“Filosof, orator, utusan Tuhan, pembuat undang-undang, pejuang, penakluk pikiran, pembaru dogma-dogma rasional dan penyembahan kepada Tuhan yang tak terperikan; pendiri dua puluh kerajaan bumi dan satu kerajaan langit, dialah Muhammad. Berkaitan dengan semua norma yang menjadi tolak ukur kemuliaan manusia, kita boleh bertanya, adakah manusia yang lebih besar daripada dia?”
[Histoire De La Turquie, Paris, 1854, vol. II, h. 276-277]


Reverend Bosworth Smith (1794-1884)
Mantan pengawas Trinity College, Oxford

“… Dia Caesar sekaligus Paus; tetapi dia adalah Paus tanpa pangkat Paus dan Caesar tanpa pasukan Caesar. Tanpa tentara tetap, tanpa pengawal, tanpa istana, tanpa pendapatan tetap, jika pernah ada manusia yang memiliki hak untuk mengatakan bahwa dia diperintah oleh Tuhan Yang Maha Benar, dialah Muhammad; karena dia memiliki semua kekuasaan tanpa peralatan dan pendukung untuk itu.”
[Mohammed and Mohammedanism, London, 1874, p. 235]


Mohandas Karamchand Gandhi (1869-1948)
Pemikir, negarawan, dan pemimpin nasionalis India

“…. Saya semakin yakin bahwa bukanlah pedang yang menaklukkan sebuah daerah bagi Islam untuk hidup pada zaman itu. Kesederhanaan yang teguh, nabi yang sama sekali tidak menonjolkan-diri, kesetiaannya yang luar biasa kepada janjinya, kasih sayangnya yang amat besar kepada para sahabat dan pengikutnya, keberaniannya, kepercayaannya yang mutlak kepada Tuhan dan kepada misinya; inilah, dan bukan pedang, yang mengantarkan segala sesuatu di hadapan mereka dan mengatasi setiap masalah.”
[Young India (majalah), 1928, Volume X]


Edward Gibbon (1737-1794)
Dianggap sejarawan Inggris terbesar di zamannya

“Kesuksesan kehidupan Muhammad yang luar biasa disebabkan semata-mata oleh kekuatan akhlak tanpa pukulan pedang.”
[History Of The Saracen Empire, London, 1870]


John William Draper (1811-1882)
Ilmuwan, filosof, dan sejarawan Amerika

“Empat tahun setelah runtuhnya kekaisaran Roma Timur (Kaisar Justin), pada 569 Masehi, di kota Makkah, di jazirah Arab, lahirlah manusia yang di antara seluruh manusia telah memberikan pengaruh amat besar bagi umat manusia… Muhammad.”
[A History of the Intellectual Development of Europe, London, 1875, vol.1, h. 329-330]


David George Hogarth (1862-1927)
Ahli arkeologi Inggris, penulis, dan pengurus Museum Ashmolean, Oxford

“Tindak-tanduk kesehariannya, yang serius ataupun yang sepele, menjadi hukum yang ditaati dan ditiru secara sadar oleh jutaan orang masa kini. Tak seorang pun diperhatikan oleh golongan umat manusia mana pun seperti Manusia Sempurna ini yang diteladani secara saksama. Tingkah laku pendiri agama Kristen tidak begitu mempengaruhi kehidupan para pengikut-Nya. Selain itu, tak ada Pendiri suatu agama yang dikucilkan tetapi memperoleh kedudukan mulia seperti Rasul Islam.
[Arabia, Oxford, 1922, h. 52]


Washington Irving (1783-1859)
Terkenal sebagai “sastrawan Amerika pertama”

“Dia makan secara sederhana dan bebas dari minuman keras, serta sangat gemar berpuasa. Dia tidak menuruti nafsu bermewah-mewah dalam berpakaian, tidak pula ia menuruti pikiran yang sempit; kesederhaannya dalam berpakaian dilatarbelakangi oleh sikapnya yang tidak mempedulikan perbedaan dalam hal-hal yang sepele…. Dalam urusan pribadinya dia bersikap adil. Dia memperlakukan kawan dan orang asing, orang kaya dan orang miskin, orang kuat dan orang lemah, dengan cara yang adil. Dia dicintai oleh rakyat jelata karena dia menerima mereka dengan kebaikan hati dan mendengarkan keluhan-keluhan mereka…. Keberhasilan militernya bukanlah kemenangan yang sia-sia dan sekali-kali tidak membuatnya merasa bangga, karena tujuan semuanya itu bukan untuk kepentingan pribadinya. Ketika dia memiliki kekuasaan yang amat besar, ia tetap sederhana dalam sikap dan penampilannya, sama seperti ketika dia dalam keadaan sengsara. Sangat berbeda dengan seorang raja, dia tidak suka jika, ketika memasuki ruangan, orang menunjukkan penghormatan yang berlebihan kepadanya.”
[Life of Mahomet, London, 1889, h. 192-3, 199]


Annie Besant (1847-1933)
Teosof Inggris dan pemimpin nasionalis India, Presiden Kongres Nasional India pada 1917

“Siapa pun yang mempelajari kehidupan dan sifat Nabi besar dari jazirah Arabia ini, siapa pun yang mengetahui bagaimana ia mengajar dan bagaimana ia hidup, pasti memberikan rasa hormat kepada Nabi agung itu, salah seorang utusan Tuhan yang luar biasa. Dan meskipun dalam uraian saya kepada Anda akan tersebut banyak hal yang barangkali sudah biasa bagi kebanyakan orang, akan tetapi setiap kali saya membaca-ulang tentang dia, saya sendiri merasakan lagi kekaguman yang baru, menimbulkan lagi rasa hormat yang baru kepada guru bangsa Arab yang agung itu.”
[The Life and Teachings of Muhammad, Madras, 1932, h. 4]


Edward Gibbon (1737-1794)
Dianggap sejarawan besar Inggris di zamannya

“Memorinya (yakni, Muhammad) sangat besar dan kuat, sikapnya sederhana dan ramah, imajinasinya agung, keputusannya jelas, cepat, dan tegas. Dia memiliki keberanian berpikir maupun bertindak.”
[History of the Decline and Fall of the Roman Empire, London, 1838, vol.5, h.335]

( from some sources :  iappi-kisah teladan, tanbihul ghafilin, el munir.edu, al-kisah.web )



MAULID (part 2) : AKHLAQ RASULULLAH




        "Suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang wanita kafir. Ketika itu baginda bersama beberapa orang sahabat. Wanita itu membawa beberapa biji buah limau sebagai hadiah untuk baginda. Cantik sungguh buahnya. Siapa yang melihat pasti terliur. Baginda menerimanya dengan senyuman gembira. Hadiah itu dimakan oleh Rasulullah SAW seulas demi seulas dengan tersenyum. Biasanya Rasulullah SAW akan makan bersama para sahabat, namun kali ini tidak. Tidak sepotong pun limau itu diberikan kepada mereka. Rasulullah SAW terus makan. Setiap kali dengan senyuman, hinggalah habis semua limau itu. Kemudian wanita itu meminta diri untuk pulang, diiringi ucapan terima kasih dari baginda. Sahabat-sahabat agak hairan dengan sikap Rasulullah SAW itu. Lalu mereka bertanya.
        Dengan tersenyum Rasulullah SAW menjelaskan "Tahukah kamu, sebenarnya buah limau itu terlalu masam semasa saya merasainya kali pertama. Kiranya kalian turut makan bersama, saya bimbang ada di antara kalian yang akan mengernyitkan mata atau memarahi wanita tersebut. Saya bimbang hatinya akan tersinggung. Sebab itu saya habiskan semuanya."
      Begitulah akhlak Rasulullah SAW. Baginda tidak akan memperkecil-kecilkan pemberian seseorang biarpun benda yang tidak baik, dan meskipun bukan dari orang Islam pula. Wanita kafir itu pulang dengan hati yang kecewa. Mengapa? Sebenarnya dia bertujuan ingin mempermain-mainkan Rasulullah SAW dan para sahabat baginda dengan hadiah limau masam itu. Ternyata tipu dayanya tidak berhasil. Rancangannya di'tewas'kan oleh akhlak mulia Rasulullah SAW.





RASULULLAH DIUNDANG MAKAN OLEH SEORANG BUDAK
      Rasulullah SAW mempunyai akhlak yakni tidak pernah mau mengecewakan orang lain. Sebagaimana diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa seorang wanita ( Barirah RA) seorang budak wanita miskin dari Afrika, ia ingin mengundang Rasul SAW.
      Hajatnya itu timbul karena ia diberi makanan oleh salah seorang sahabat berupa makanan yang sangat enak, maka itu ia tidak berani memakannya walaupun ia sendiri ingin mencicipinya, karena seumur hidup dia belum pernah merasakan makanan itu.
      Barirah yang susah ini pun datang mengundang Rasul SAW ke rumahnya, maka Rasul SAW datang bersama para sahabat untuk menyenangkan Barirah RA, seorang budak wanita yang miskin itu. Rasul SAW tidak ingin mengecewakan wanita itu.

     Para sahabat melihat makanan yang sangat enak dan mahal itu, mereka berpikir tidak mungkin Barirah membelinya sendiri, maka berkatalah para sahabat :
“Yaa Rasulallah barangkali ini adalah makanan zakat, sedangkan engkau tidak boleh memakan zakat dan shadaqah , kalau bukan makanan zakat ya makanan shadaqah, tentunya kau tidak boleh memakannya”…

      Berubahlah hati Barirah dalam kekecewaan, hancur hatinya dengan ucapan itu. Walau ucapan itu benar bahwa Rasul SAW tidak boleh memakan shadaqah dan zakat, namun ia tidak teringat akan hal itu karena memang ia di sedekahi makanan ini.
Hancur perasaan Barirah RA dan bingung juga risau dan takut serta kecewa dan bingung karena sudah mengundang Rasul SAW untuk makan makanan yang ternyata diharamkan pada Rasulullah SAW.

      Namun sebagaimana manusia yang paling indah budi pekertinya dan bijaksana, maka Rasul SAW berkata : “ Makanan ini betul shadaqah untuk Barirah dan sudah menjadi milik Barirah, Barirah menghadiahkan kepadaku maka aku boleh memakannya “dan Rasul SAW pun memakannya.

      Demikianlah jiwa yang paling indah tidak ingin mengecewakan para fuqara’, maka beliau pun menyantap makanan sedekah dari Barirah itu.

“Dan sungguh engkau ( Muhammad SAW ) berada pada akhlak yang agung”.




KELEMBUTAN SANG RASUL
         Nabi Muhammad, sosok manusia yang penuh kelembutan. Beliau sering diludahi, dikatakan gila, dilempari kotoran hewan, dan lain sebagainya.
Pernah ada seorang laki-laki yang apabila Nabi lewat depan rumahnya, ia selalu meludahi Nabi. Terus begitu setiap hari. Suatu hari, Nabi lewat depan rumahnya seperti biasa.
       Pada suatu hari beliau heran, karena beliau tidak mendapati laki-laki tersebut meludahinya. Maka bertanyalah beliau kepada tetangga laki-laki tersebut.
Rupanya laki-laki itu sedang sakit.
Apakah nabi Muhammad merasa senang? Nabi Muhammad justru bertamu ke rumah laki-laki itu untuk menjenguk dan menghibur laki-laki itu.
Maka kagumlah laki-laki itu akan akhlaq beliau. Nabi Muhammad bukanlah sosok yang mudah marah jika dihina. Beliau hanya marah jika seseorang menghina Allah.

(sumber : kisah-kisah teladan)

MAULID (part 1) : KISAH TELADAN RASULULLAH



"Allahuma shali 'ala Muhammad... Marilah kita menyampaikan salam dan shalawat kepada Baginda Rasulullah SAW.
Pada peringatan Maulid ini, mari kita sejenak mengingat sejarah tentang kehidupaan beliau, insya Allah kita mendapatkan ibrah darinya.
  1. Pada suatu hari Baginda Nabi sedang duduk-duduk dengan para sahabatnya menunggu saat shalat tiba. Tiba-tiba datanglah seorang sahabatnya yang baru saja pulang dari pesta makan daging. Maka terciumlah bau yang kurang sedap dalam majelis itu. Rasulullah menyadari bahwa bau-bauan itu disebabkan oleh uap napas seseorang akibat makan daging yg berlebihan. Rasulullah juga menyadari bahwa orang yang bersangkutan ada dalam kedudukan sulit sekali. Mereka tentulah sudah berwudhu semua. Karena sebentar lagi akan shalat berjamaah. Kalau orang yang berbau kurang sedap itu beranjak seorang diri pergi berwudhu’, ketahuanlah dia sumber bau kurang sedap itu. Tentu dia bisa jadi malu dan gelisah. Beliau ingin pelaku yang sebenarnya bisa menyadari tanpa diketahui oleh banyak orang.

    Rasulullah saw. melepaskan pandangannya kepada semua yang hadir, seraya memerintahkan : “Siapa yang makan daging tadi hendaknya berwudhu!” 
    "Semuanya telah memakan daging ya, Rasulullah!", jawab para sahabat. Lalu beliau bersabda : “Kalau begitu, berwudhulah kalian semua.”

    Mereka bangkit semua pergi berwudhu. Termasuk orang yang merupakan sumber datangnya bau kurang sedap itu. Orang ini telah diselamatkan air mukanya dari rasa malu, berkat kecerdikan dan kelambutan Rasulullah saw.

    (Demikianlah keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad saw. memperhitungkan tindakan sampai sekecil-kecilnya pun agar tidak melukai perasaan orang dan kehormatan orang lain).

  2. Seorang telah datang menemui Rasulullah s.a.w.  dan telah menceritakan kepada Baginda s.a.w. tentang kelaparan yang dialami olehnya. Kebetulan pada ketika itu Baginda s.a.w. tidak mempunyai suatu apa makanan pun pada diri Baginda s.a.w. mahupun di rumahnya sendiri untuk diberikan kepada orang itu. Baginda s.a.w. kemudian bertanya kepada para sahabat,"Adakah sesiapa di antara kamu yang sanggup melayani orang ini sebagai tetamunya pada malam ini bagi pihak aku?" Seorang dari kaum Ansar telah menyahut, "Wahai Rasulullah s.a.w. , saya sanggiup melakukan seperti kehendak tuan itu."

    Orang Ansar itu pun telah membawa orang tadi ke rumahnya dan menerangkan pula kepada isterinya seraya berkata, "Lihatlah bahawa orang ini ialah tetamu Rasulullah s.a.w. Kita mesti melayaninya dengan sebaik-baik layanan mengikut segala kesanggupan yang ada pada diri kita dan semasa melakukan demikian janganlah kita tinggalkan sesuatu makanan pun yang ada di rumah kita." Lalu isterinya menjawab, "Demi Allah! Sebenarnya daku tidak ada menyimpan sebarang makanan pun, yang ada cuma sedikit, itu hanya mencukupi untuk makanan anak-anak kita di rumah ini ?"

    Orang Ansar itu pun berkata, "Kalau begitu engkau tidurkanlah mereka dahulu (anak-anaknya) tanpa memberi makanan kepada mereka. Apabila saya duduk berbual-bual dengan tetamu ini di samping jamuan makan yang sedikit ini, dan apabila kami mulai makan engkau padamlah lampu itu, sambil berpura-pura hendak membetulkannya kembali supaya tetamu itu tidakk akan ketahui bahawa saya tidak makan bersama-samanya." Rancangan itu telah berjalan dengan lancarnya dan seluruh keluarga tersebut termasuk kanak-kanak itu sendiri terpaksa menahan lapar semata-mata untuk membolehkan tetamu itu makan sehingga berasa kenyang. Berikutan dengan peristiwa itu, Allah s.w.t. telah berfirman yang bermaksud, "Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka berada dalam kesusahan." (Al-Hasy : 9)

  3. Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta selalu berkata kepada orang-orang yang lalu lalang, "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". 
    Walaupun mendengar dirinya dicaci, namun setiap pagi Rasulullah s.a.w. mendatangi pengemis itu dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun. Rasulullah s.a.w. menyuap makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu terus menhina dan menyumpahinya, tanpa mengetahui bahwa orang yang disumpahi itu selalu menyuapinya.
    Rasulullah s.a.w  melakukan hal tsb hingga menjelang wafat. Setelah kewafatan Rasulullah s.a.w. tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

    Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja".
    "Apakah itu?", tanya Abubakar r.a. 
    "Setiap pagi Rasulullah s.a.w. selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana", kata Aisyah r.ha.

    Ke esokan harinya Abubakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepada nya. 
    Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu ?". 
    Abubakar r.a menjawab, "Aku orang yang biasa menyuapimu".
    "Bukan, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", jawab si pengemis buta itu. "Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku dengan mulutnya sendiri", pengemis itu melanjutkan perkataannya.

    Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang selalu menyuapimu adalah Muhammad Rasulullah s.a.w. Orang yang mulia itu kini telah tiada."
    Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi? Ia begitu mulia....!"
    Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar r.a.

    Dan masih banyak contoh-contoh perilaku beliau yang bisa kita tauladani sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Semoga rahmat dan keselamatan senantiasa tersampaikan kepada Baginda SAW. 
    (sumber : iappi-kisah teladan, tanbihul ghafilin, el munir.edu, al-kisah.web)

PANCASILA DALAM BERBAGAI BAHASA DAERAH







Versi-ne Wong Jowo:

Siji: Gusti Allah gak nduwe konco
Loro: Dadi wong ojo kejem-kejem lan kudu adil
Telu: Mangan ra mangan sing penting kumpul
Papat: Nek ono masalah dirembuge bareng-bareng
Limo: Yen entuk rejeki kudu keduman kabeh, pokoke sing adil

Versi Sunda:

Hiji: Gusti Allah eta sorangan sareng ageng pisan
Dua: Ka sorangan teh sikapna kudu sami, ulah ngabeda-beda keun
Tilu: Indonesia kuduna mah jadi hiji
Opat: Rakyat Indonesia sae na pang mutuskeun sagala teh disepakatkeun
heula. Kedah bager lan bijaksana
Lima: Ceunah teh sikap sosialna kudu adil hiji sareng batur.


Versi Batak Toba:

Sada: Dang adong na pajago-jagohon di jolo ni Debata
Dua: Maradat tu sude jolma
Tolu: Punguan ni halak Indonesia
Opat: Marbadai ... marbadai, dungi mardame
Lima: Godang pe habis saotik pe sukkup

Versi Palembang:

Sute: Tuhan ne sute tu'la
Due: Jelme harus khapat same rate
Tige: jelme Indones iane bersatu padu
Empat: Jeleme Indonesiane diketuci ngai hikmah dimane ngedapatkan
jawaban dadi gegale masalah
Leme: kesameratean hidup ne jelmekangok Indonesia

Versi Ambon:

Torang samua tawu cuma ada Tuang Allah yaitu Tete manu
Orang ambon samu harus tau adat
acang deng obet harus bisa bakubae
Paitua deng maitua harus bae-bae di rumah rakyat
samu harus bisa jaga diri karna ambon lapar makan orang

Versi Manado:

Cuma boleh ba satu Tuhan
Selalu adil kong ja pake ontak
Torang samua satu, Bangsa Indonesia
Tu rakyat musti slalu bakumpul kong bicara bae-2 spy slalu ada
kaputusan gagah yg semua trima deng nang hati
Voor seluruh rakyat Indonesia, nyanda ada tu jabaku kase beda-2
perlakuan

Versi Padang:

Ciek: Bintang Basagi Limo
Duo: Rantai pangikek kudo
Tigo: Pohon baringin gadang ta'mpek kito bacinto
Ampek: Kapalo banteng bataduk duo
Limo: padi jo kapeh pambaluik nan luko

 ( from many sources )