Jumat, 18 Januari 2013

DUKA JAKARTA

(photo : metronews/viva.com)



Kamis, 5 Rabi'ul Awwal 1434H/17 Januari 2013.

Hujan telah mengguyur wilayah Jabodetabek. Dan hujan harusnya menjadi rahmat. Namun, karena ketidakcerdasan dan kecerobohan manusia, kadang-kadang nikmat malah menjadi laknat. Pun demikian dengan hujan yang semestinya menyejukkan itupun menjadi bencana.

Bencana banjir sekan menjadi annual-common, sesuatu yang harus terjadi setiap tahun. Tanpa ikhtiar yang sungguh-sungguh, dan seakan memang harus terjadi. Diberitakan, dikomentari, diperdebatkan, saling menyalahkan, kemudian dilupakan. Dan kemudian, terjadi terulang lagi di tahun berikutnya.
Lalu, siapa yang dungu?? Sungguh malang, karena duka itu pun tak pernah memberikan pelajaran kepada kita.... Wallahu 'alam bishawab...!


Senin, 07 Januari 2013

BIOGRAFI SANG NABI



BIOGRAFI SANG NABI
===================

Muhammad (bahasa Arab: محمد, juga dikenal sebagai Mohammad, Mohammed, dan kadang-kadang oleh orientalis Mahomet, Mahomed) adalah pembawa ajaran Islam, dan diyakini oleh umat Muslim sebagai nabi Allah (Rasul) yang terakhir. Menurut biografi tradisional Muslimnya (dalam bahasa Arab disebut sirah), ia lahir sekitar tahun 570 di Mekkah (atau “Makkah”) dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini).

“Muhammad” dalam bahasa Arab berarti “dia yang terpuji”. Muslim mempercayai bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad S.A.W adalah penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Mereka memanggilnya dengan gelar Rasulullah (رسول الله), dan menambahkan kalimat sallallaahu alayhi wasallam (صلى الله عليه و سلم, yang berarti “semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya”; sering disingkat “S.A.W”) setelah namanya. Selain itu Al-Qur’an dalam Surat Ash Shaff (QS 61:6) menyebut Muhammad dengan nama “Ahmad” (أحمد), yang dalam bahasa Arab juga berarti “terpuji”.
Michael H. Hart, dalam bukunya The 100, menetapkan Muhammad sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang sejarah manusia. Menurut Hart, Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam hal agama maupun hal duniawi. Dia memimpin bangsa yang awalnya terbelakang dan terpecah belah, menjadi bangsa maju yang bahkan sanggup mengalahkan pasukan Romawi di medan pertempuran.

Genealogi
Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan. Dimana Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh.

Riwayat Kelahiran
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Maulud Nabi Muhammad Para penulis sirah (biografi) Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir di Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M. Nabi Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya,Sayyidina Abdullah[4], meninggal dalam perjalanan dagang di Yastrib, ketika Nabi Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.

Pada saat Nabi Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Siti Aminah meninggal dunia di Abwa’ yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana.[2] Setelah ibunya meninggal, Nabi Muhammad dijaga oleh kakeknya, ‘Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya disekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Libanon dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Nabi Muhammad lahir di bulan Rabiulawal, kendati mereka berbeda pendapat tentang tanggalnya. Di kalangan Syi’ah, sesuai dengan arahan para Imam yang merupakan keturunan langsung Nabi Muhammad, menyatakan bahwa ia lahir pada hari Jumat, 17 Rabiulawal; sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12 Rabiulawal atau (2 Agustus 570M).

Masa remaja
Dalam masa remajanya, diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat angkuh dan sombong. Ia menyayangi orang-orang miskin, para janda dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang biasa di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq (yang benar) dan Al-Amin (yang terpercaya). Ia senantiasa dipercayai sebagai penengah bagi dua pihak yang bertikai di kampung halamannya di Mekkah.

Kerasulan
Gua Hira tempat pertama kali Nabi Muhammad memperoleh wahyu. Nabi Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran. Ia sering menyendiri ke Gua Hira’, sebuah gua bukit dekat Mekah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur karena bertentangan sikap dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut. Di sinilah ia sering berpikir dengan mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.
Pada suatu malam, ketika Nabi Muhammad sedang bertafakur di Gua Hira’, Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril membangkitkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta membaca. Ia menjawab, “Saya tidak bisa membaca”. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Nabi Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama.

Akhirnya, Jibril berkata:”Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Ini merupakan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad. Ketika itu ia berusia 40 tahun. Wahyu turun kepadanya secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun 2 bulan 22 hari. Wahyu tersebut telah diturunkan menurut urutan yang diberikan Nabi Muhammad, dan dikumpulkan dalam kitab bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al-Quran (bacaan). Kebanyakan ayat-ayatnya mempunyai arti yang jelas, sedangkan sebagiannya diterjemahkan dan dihubungkan dengan ayat-ayat yang lain. Sebagian ayat-ayat adapula yang diterjemahkan oleh Nabi Muhammad sendiri melalui percakapan, tindakan dan persetujuannya, yang terkenal dengan nama As-Sunnah. Al-Quran dan As-Sunnah digabungkan bersama merupakan panduan dan cara hidup bagi “mereka yang menyerahkan diri kepada Allah”, yaitu penganut agama Islam.
Selama tiga tahun pertama, Nabi Muhammad hanya menyebarkan agama terbatas kepada teman-teman dekat dan kerabatnya. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Nabi Muhammad adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam, antara lain Sayyidatina Khadijah, Sayyidina Ali, Zayd dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Nabi Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidillah bin Harits, Amr bin Nufail masuk Islam dan bergabung membela Nabi Muhammad.

Akibat halangan dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah, sebagian orang Islam disiksa, dianiaya, disingkirkan dan diasingkan. Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pengikutnya membuat lahirnya ide berhijrah (pindah) ke Habsyah. Negus, raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Nabi Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Madinah, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.

Hijrah ke Madinah.
Di Mekah terdapat Ka’bah yang telah dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s. Masyarakat jahiliyah Arab dari berbagai suku berziarah ke Ka’bah dalam suatu kegiatan tahunan, dan mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan mereka dalam kunjungan tersebut. Nabi Muhammad mengambil peluang ini untuk menyebarkan Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan seruannya ialah sekumpulan orang dari Yathrib (dikemudian hari berganti nama menjadi Madinah). Mereka menemui Nabi Muhammad dan beberapa orang Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi Islam, Rasulullah (Muhammad) dan orang-orang Islam Mekkah.

Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yathrib datang lagi ke Mekkah. Mereka menemui Nabi Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yathrib. Nabi Muhammad akhirnya setuju untuk berhijrah ke kota itu.
Mengetahui bahwa banyak masyarakat Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha menghalang-halanginya, karena beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yathrib, orang-orang Islam akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama mereka ke daerah-daerah yang lain. Setelah berlangsung selama kurang lebih dua bulan, masyarakat Islam dari Mekkah pada akhirnya berhasil sampai dengan selamat ke Yathrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah atau “Madinatun Nabi” (kota Nabi).

Di Madinah, pemerintahan (khalifah) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Nabi Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (shalat) dan bermasyarakat di Madinah. Quraish Makkah yang mengetahui hal ini kemudian melancarkan beberapa serangan ke Madinah, akan tetapi semuanya dapat diatasi oleh umat Islam. Satu perjanjian damai kemudian dibuat dengan pihak Quraish. Walaupun demikian, perjanjian itu kemudian diingkari oleh pihak Quraish dengan cara menyerang sekutu umat Islam.

Penaklukan Mekkah ( Futul Makkah )
Pada tahun ke-8 setelah berhijrah ke Madinah, Nabi Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan pasukan Islam sebanyak 10.000 orang. Penduduk Makkah yang khawatir kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat Nabi Muhammad kembali pada tahun berikutnya. Nabi Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ia kembali maka ia menaklukkan Mekkah secara damai. Nabi Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka’bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan agama Islam di kota Mekkah.

Pernikahan
Selama hidupnya Nabi Muhammad menikahi 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Siti Khadijah binti khuwalid r.a, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Siti Khadijah wafat. Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Kaligrafi Nabi Muhammad dalam bentuk yang lebih sederhana Sepeninggal Istrinya Siti Khadijah, Nabi Muhammad disarankan oleh Khawla binti Hakim, bahwa sebaiknya ia menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Nabi Muhammad tercatat menikahi beberapa wanita lagi sehingga mencapai total sebelas orang, dimana sembilan diantaranya masih hidup sepeninggal Nabi Muhammad. Berikut Nama nama Istri beliau beserta alasannya Nabi Muhammad menikahi nya :

1. Siti Khadijah Binti Khuwalid R.a, ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah 40 tahun. Dari pernikahnnya dengan Khodijah Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki-laki dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain selama Khodijah masih hidup.

2. Saudah Binti Zam’ah R.a, dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.

3. Aisyah binti Abu Bakar RA, dinikahi oleh Rasulullah SAW bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian, setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun dan lima bulan sebelum Hijrah. Ia dinikahi ketika berusia 6 tahun dan tinggal serumah di bulan Syawwal 6 bulan setelah hijrah pada saat usia beliau 9 tahun. Ia adalah seorang gadis dan Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis selain Aisyah.
Dengan menikahi Aisyah, maka hubungan beliau dengan Abu Bakar menjadi sangat kuat dan mereka memiliki ikatan emosional yang khusus. Posisi Abu Bakar sendiri sangat pending dalam dakwah Rasulullah SAW baik selama beliau masih hidup dan setelah wafat. Abu Bakar adalah khalifah Rasulullah yang pertama yang di bawahnya semua bentuk perpecahan menjadi sirna.
Selain itu Aisyah ra adalah sosok wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang sangat tinggi dimana begitu banyak ajaran Islam terutama masalah rumah tangga dan urusan wanita yang sumbernya berasal dari sosok ibunda muslimin ini.

4. Hafsoh binti Umar bin Al-Khotob RA, beliau ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob.
Dengan menikahi hafshah putri Umar, maka hubungan emosional antara Rasulullah SAW dengan Umar menjadi sedemikian akrab, kuat dan tak tergoyahkan. Tidak heran karena Umar memiliki pernanan sangant penting dalam dakwah baik ketika fajar Islam baru mulai merekah maupun saat perluasan Islam ke tiga peradaban besar dunia. Di tangan Umar, Islam berhasil membuktikan hampir semua kabar gembira di masa Rasulullah SAW bahwa Islam akan mengalahkan semua agama di dunia.

5. Zainab binti Khuzaimah RA, dari Bani Hilal bin Amir bin Sho’sho’ah dan dikenal sebagai Ummul Masakin karena ia sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun keempat Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW .

6. Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA, sebelumnya menikah dengan Abu salamah, akan tetapi suaminya tersebut meninggal di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan menngalkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di tahun yang sama. Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut.

7. Zainab binti Jahsyi bin Royab RA, dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW. Sebelumnya ia menikahi dengan Zaid bin Harits kemudian diceraikan oleh suaminya tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qo?dah tahun kelima dari Hijrah. Pernikahan tersebut adalah atas perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan Jahiliyah dalam hal pengangkatan anak dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut.

8. Juwairiyah binti Al-Harits RA, pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza’ah. Ia merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya’ban tahun ke 6 Hijrah. Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan meraih simpati dari kabilhnya (karena ia adalah anak pemimpin kabilah tersebut) dan membebaskan tawanan perang.

9. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA, sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashroni dan meninggal di sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya. Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalu raja tersebut dan dinikahkan serta dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah. Sehingga alasan yang paling kuat adalah untuk menghibur beliau dan memberikan sosok pengganti yang lebih baik baginya. Serta penghargaan kepada mereka yang hijrah ke Habasyah karena mereka sebelumnya telah mengalami siksaan dan tekanan yang berat di Mekkah.

10. Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA, dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar tahun 7 Hijriyyah. Pernikahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan beliau sebagai anak dari pemuka kabilah.

11. Maimunah binti Al- Harits RA , saudarinya Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits. Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa?dah tahun 7 Hijrah pada saat melaksanakan Umroh Qadho.
Dari kesemua wanita yang dinikahi Rasulullah SAW, tak satupun dari mereka yang melahirkan anak hasil perkawinan mereka dengan Rasulullah SAW, kecuali Khadijatul Kubra seperti yang disebutkan di atas. Namun Rasulullah SAW pernah memiliki anak laki-laki selain dari Khadijah yaitu dari seorang budak wanita yang bernama Mariah Al-Qibthiyah yang merupakan hadiah dari Muqauqis pembesar Mesir. Anak itu bernama Ibrahim namun meninggal saat masih kecil.
Demikianlah sekelumit data singkat para istri Rasulullah SAW yang mulia, dimana secara khusus Rasulullah SAW diizinkan mengawini mereka.

Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar pernikahan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang menekankan pernikahan dengan perawan). Dan saya sendiri memberikan tambahan pendapat kalau Nabi Muhammad saw menikahi mereka karena pertimbangan kemanusiaan dan untuk kelancaran urusan dakwah.
Status dari beberapa istri Muhammad menjadi sumber perdebatan dalam sejarah. Maria al-Qibtiyya dikatakan seorang budak atau seorang budak yang dibebaskan. Di sisi lain terdapat perdebatan tentang umur Aisyah saat dinikahi. Sebagian besar referensi (termasuk sahih Bukhari dan sahih Muslim) menyatakan bahwa upacara pernikahan tersebut terjadi diusia enam tahun, dan Aisyah diantarkan memasuki rumah tangga Muhammad sejak umur sembilan tahun. Sementara pada hadits lainnya dikatakan Aisyah pada umur belasan tahun saat itu.

Sayyidatina Aisyah Lahir sebelum nabi Muhammad saw diangkat sebagai nabi(610), Perbedaan umur Siti Aisyah dan Siti Fatimah adalah sekitar 5 tahun. Siti Fatimah lahir pada saat Ka’bah sedang dibangun(605). Maka diperkirakan Siti Aisyah dipinang oleh Nabi Muhammad pada usia sekitar 12-15 tahun, setelah Siti Khadijah wafat(622).
Terdapat perbedaan pemahaman mengenai istilah “memasuki rumah tangga” Nabi Muhammad, sebagaimana yang dinyatakan dalam hadits-hadits sahih tersebut. Umumnya umat Islam berpendapat bahwa perlakukan Aisyah sebagai istri terjadi saat ia sudah mengalami menstruasi. Pendapat lain mengatakan bahwa perdebatan mengenai umur Aisyah yang terjadi pada abad ke-7, yaitu saat praktik pernikahan dengan anak adalah tradisi umum yang juga pernah terjadi di India, China dan bahkan Eropa, yang kemudian dibawa ke abad modern sehingga telah keluar dari konteks. Terlepas dari perdebatan tersebut, tidak didapatkan informasi lain tentang umur pasti Aisyah saat menikah.

Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat Islam percaya bahwa Nabi Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat manusia (QS. 34 : 28), sedangkan Nabi dan Rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing (QS 10:47, 23:44) seperti halnya Nabi Musa yang diutus Allah kepada kaum Bani Israil.
Sedangkan persamaannya dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan Tauhid, yaitu kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah atau diibadahi itu hanyalah Allah (QS 21:25).


Kronologi Kehidupan Muhammad
Tahun dan lokasi penting dalam hidup Muhammad dalam Tahun Masehi
‘569 Meninggalnya ayah, Abdullah
‘570 Tanggal lahir (perkiraan), 20 April: Makkah
‘570 Tahun Gajah, gagalnya Abrahah menyerang Mekkah
‘576 Meninggalnya ibu, Aminah
‘578 Meninggalnya kakek, Abdul Muthalib
‘583 Melakukan perjalanan dagang ke Suriah
‘595 Bertemu dan menikah dengan Khadijah
‘610 Wahyu pertama turun: Makkah
‘610 Ditunjuk sebagai Nabi: Makkah
‘613 Memulai menyebarkan Islam kepada umum: Makkah
‘614 Mendapatkan pengikut: Makkah
‘615 Hijrah pertama ke Habsyah
‘616 Boikot Quraish terhadap Bani Hasyim dan Muhammad mulai
‘619 Boikot Quraish terhadap Bani Hasyim dan Muhammad selesai
‘619 Tahun kesedihan: Khadijah dan Abu Thalib meninngal
‘620 Isra’ dan Mi’raj
‘621 Bai’at Aqabah pertama
‘622 Bai’at Aqabah kedua
‘622 Hijrah ke Madinah
‘624 Pertempuran Badar
‘624 Pengusiran Bani Qaynuqa
‘625 Pertempuran Uhud
‘625 Pengusiran Bani Nadir
‘626 Penyerangan ke Dumat al-Jandal: Suriah
‘627 Pertempuran Khandak
‘627 Penghancuran Bani Quraizhah
‘628 Perjanjian Hudaybiyah
‘628 Melakukan umrah ke Ka’bah
‘628 Pertempuran Khaybar
‘629 Melakukan ibadah haji
‘629 Pertempuran Mu’tah
‘630 Pembukaan Kota Makkah
‘630 Pertempuran Hunain
‘630 Pendudukan Thaif
‘631 Menguasai sebagian besar Jazirah Arab
‘632 Pertempuran Tabuk
‘632 Haji Wada’
‘632 Meninggal (8 Juni): Madinah

Referensi
^ Hart, Michael. 2007. 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam: Karisma Publising Group.
^ a b Lings, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik. Jakarta: Penerbit Serambi, 2002. ISBN 979-3335-16-5^ a b c Subhani, Ja’far.
Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW. Jakarta: Penerbit Lentera, 2002. ISBN 979-8880-13-7
^ Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hâsyim bin ‘Abd al-Manâf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b.
^ Esposito, John (1998). Islam: The Straight Path. Oxford University Press. ISBN 0-19-511233-4. p.18
^ Bullough, Vern; Brenda Shelton, Sarah Slavin (1998).
The Subordinated Sex: A History of Attitudes Toward Women. University of Georgia Press. ISBN 978-0-8203-2369-5.p.119
^ Reeves, Minou (2003). Muhammad in Europe: A Thousand Years of Western Myth-Making. NYU Press. ISBN 978-0-8147-7564-6. p.46
^ Watt, M. Aisha bint Abi Bakr. Article at Encyclopaedia of Islam Online. Ed. P.J. Bearman, Th. Bianquis, C.E. Bosworth, E. van Donzel, W.P. Heinrichs. Brill Academic Publishers. ISSN 1573-3912. pp. 16-18
^ Sahih Muslim, Book 8, Number 3310
^Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 64
^ Sahih Bukhari Volume 7, Book 62, Number 88

(sumber : wikipedia.indonesia,  http://mhfathurrahim.wordpress.com/, dll )

Sabtu, 05 Januari 2013

BULAN NABI (serial kaligrafi)




Sebentar lagi Rabi'ul Awwal, bulan yang diagungkan karena didalamnya tertulis dalam dalam sejarah sebagai bulan di mana seorang manusia teragung lahir, yakni Baginda Muhammad SAW.

Untuk mencintainya, tak perlu kita penasaran dengan wajah dan rupa beliau, karena ajaran kita memang tak boleh mengkultuskan hanya dari sekedar gambaran fisiknya. Tauladan dan akhlaqnyalah yang perlu kita contoh. Sunah-sunahnyalah yang wajib kita tiru.

Agar lebih mengenalnya lebih dekat, perlulah kita belajar dan membaca sejara-sejarah tentang perjuangannya, sehingga kita mendapat ibrah (pelajaran) atasnya.

Allahuma shali alaa Muhammad.....!








(From many sources of Kaligrafi)



MUHAMMAD - SANG IKON SEJARAH






MUHAMMAD
Shalallahu ‘Alaihi Wa salam
===============


Menjelang purnama Rabiul ‘awwal, rasa ini begitu membuncah,
rindu akan kehadiranmu, Wahai Al-Amin Kekasih Allah
jarak kita ribuan warsa, namun kisahmu begitu lekat,
seakan kami dapat hadir dalam majelismu, bersama shahabat
 dapat menikmati reriungan bersama keluargamu
walau, seakan kami pun dapat merasakan kepedihan dan penderitaanmu
perih dan sakitnya atas perlakuan umatmu, di kala itu


Duhai Lelaki Yang Keagungan Asmanya Menggetarkan Jabal Uhud,
betapa kami menjadi saksi sejarah dan mengaminimu
atas keluhuran akhlaqmu, atas keteguhan imanmu
yang dengan perjuanganmu hingga mampu
mencabik-cabik kejahiliyahan, dan meluruskan ketauhidan,
yang memuliakan para hawa, dan meninggikan martabat manusia


Namun sampai kini pun, Wahai Lelaki Pembuka Pintu Surga
masih banyak kaum yang berpaling darimu
ketika keretakan pikiran kaum Barat begitu payah, tak mampu
menangkap dan mencerna risalahmu, dan senantiasa melihat ajaranmu
sebagai budaya barbar, hina, rendah




Lantas, Wahai Yang Menyukai Warna Merah,
akankah kau ijinkan kaummu menjadi tak santun dan beringas
tatkala menyaksikan provokasi dari para kaum kafirin itu
yang tak pernah henti melontarkan fitnah keji terhadaapmu
mengolokmu dengan gambar kartun tak bernas
menyebutimu dan mencacimu dengan nama tak pantas
menghakimimu dan menghinakanmu dengan sebutan culas
sehingga kami, kaummu menjadi mendidih, panas


Ataukah, Wahai Lelaki Yang Senyumnya Seindah Purnama
kau tetap tersenyum dan membalasnya dengan lantunan doa penuh kasih
seperti yang pernah kau lakukan ketika menanggapi
ejekan pengemis tua Yahudi yang setiap hari mencacimu
dengan mulutnya yang kasar dan keji
tapi kau balas dengan perlakuan istimewa
dengan suapan lembut dan penuh iba


Walau, Hamba Yang Asmanya Terukir di Al-Arsy,
tanpa ragu, sebahagian dari mereka pun mengakui kebesaran namamu
mentasbihmu sebagai Lelaki Ikon Sejarah,
sebagai Manusia Paling Berpengauh di Jagat
sebagai Tokoh Dengan Kecerdasan Sempurna


Wahai Kekasih Allah Yang Wajahnya Penuh Keagungan,
Yang Namanya Digemakan dari Maghrib Hingga Madrid
apakah yang akan kau sampaikan kepada sebagian dari kami
yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang sia-sia
yang lebih banyak bergunjing daripada berzikir
lebih banyak mengeluh daripada berikhtiar
lebih sering marah daripada istighfar
lebih sering menuntut daripada berbagi
dan yang lebih sering mengagumi diri mereka
dengan memajang wajah-wajahnya di media-media,
daripada bershalawat atasmu


Wahai Lelaki Yang Bertelapak Tangan Selembut Sutera dan Seharum Misik
apakah yang akan kau sampaikan kepada anak-anak kami
manakala begitu banyak godaan, tantangan yang mereka harus hadapi
pada kehidupan mereka kelak
akankah mereka tetap mengingatmu, mencintaimu, mengidolamu,
merindumu dengan senandung shalawatnya
yang bersahaja dan ikhlas
seperti rasa kami di keheningan
menjelang maulidmu, di malam ini
“Allahuma shali ala Muhammad
wa alaa ali wa shahbihi aj’maiin”


(Terinspirasi dari : 
Biografi, Buku, Risalah, Novel tentang Nabi Muhammad SAW, oleh : 
Karen Armstrong, Annie Bessant, Michael Hart, Thomas Charlyle, Marcus Dodd, Tasaro GK, Nazane Luke)