MUHAMMAD
Shalallahu ‘Alaihi Wa salam
===============
Menjelang purnama
Rabiul ‘awwal, rasa ini begitu membuncah,
rindu akan
kehadiranmu, Wahai Al-Amin Kekasih Allah
jarak kita ribuan
warsa, namun kisahmu begitu lekat,
seakan kami dapat
hadir dalam majelismu, bersama shahabat
dapat menikmati reriungan bersama keluargamu
walau, seakan kami pun
dapat merasakan kepedihan dan penderitaanmu
perih dan sakitnya
atas perlakuan umatmu, di kala itu
Duhai Lelaki Yang Keagungan Asmanya Menggetarkan Jabal Uhud,
betapa kami menjadi
saksi sejarah dan mengaminimu
atas keluhuran
akhlaqmu, atas keteguhan imanmu
yang dengan
perjuanganmu hingga mampu
mencabik-cabik
kejahiliyahan, dan meluruskan ketauhidan,
yang memuliakan
para hawa, dan meninggikan martabat manusia
Namun sampai kini
pun, Wahai Lelaki Pembuka Pintu Surga
masih banyak kaum
yang berpaling darimu
ketika keretakan pikiran kaum
Barat begitu payah, tak mampu
menangkap dan mencerna
risalahmu, dan senantiasa
melihat ajaranmu
sebagai budaya barbar, hina,
rendah
Lantas, Wahai Yang
Menyukai Warna Merah,
akankah kau ijinkan
kaummu menjadi tak santun dan beringas
tatkala menyaksikan
provokasi dari para kaum kafirin itu
yang tak pernah
henti melontarkan fitnah keji terhadaapmu
mengolokmu dengan
gambar kartun tak bernas
menyebutimu dan
mencacimu dengan nama tak pantas
menghakimimu dan
menghinakanmu dengan sebutan culas
sehingga kami,
kaummu menjadi mendidih, panas
Ataukah, Wahai
Lelaki Yang Senyumnya Seindah Purnama
kau tetap tersenyum
dan membalasnya dengan lantunan doa penuh kasih
seperti yang pernah
kau lakukan ketika menanggapi
ejekan pengemis tua
Yahudi yang setiap hari mencacimu
dengan mulutnya
yang kasar dan keji
tapi kau balas
dengan perlakuan istimewa
dengan suapan lembut
dan penuh iba
Walau, Hamba Yang
Asmanya Terukir di Al-Arsy,
tanpa ragu,
sebahagian dari mereka pun mengakui kebesaran namamu
mentasbihmu sebagai
Lelaki Ikon Sejarah,
sebagai Manusia
Paling Berpengauh di Jagat
sebagai Tokoh
Dengan Kecerdasan Sempurna
Wahai Kekasih Allah
Yang Wajahnya Penuh Keagungan,
Yang Namanya Digemakan
dari Maghrib Hingga Madrid
apakah yang akan
kau sampaikan kepada sebagian dari kami
yang lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang sia-sia
yang lebih banyak
bergunjing daripada berzikir
lebih banyak
mengeluh daripada berikhtiar
lebih sering marah
daripada istighfar
lebih sering
menuntut daripada berbagi
dan yang lebih
sering mengagumi diri mereka
dengan memajang
wajah-wajahnya di media-media,
daripada
bershalawat atasmu
Wahai Lelaki Yang Bertelapak
Tangan Selembut Sutera dan Seharum Misik
apakah yang akan kau sampaikan
kepada anak-anak kami
manakala begitu banyak godaan,
tantangan yang mereka harus hadapi
pada kehidupan
mereka kelak
akankah mereka
tetap mengingatmu, mencintaimu, mengidolamu,
merindumu dengan
senandung shalawatnya
yang bersahaja dan ikhlas
seperti rasa kami
di keheningan
menjelang maulidmu,
di malam ini
“Allahuma shali ala
Muhammad
wa alaa ali wa
shahbihi aj’maiin”
(Terinspirasi dari :
Biografi, Buku, Risalah, Novel tentang Nabi Muhammad SAW, oleh :
Karen Armstrong, Annie Bessant, Michael Hart, Thomas Charlyle, Marcus Dodd, Tasaro GK, Nazane Luke)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar