BIBIR –
GAGU - KABUR
Arsip 07/Shella/20 Juni 2004/14.15.
Aku pelajari CD
berisi arsip Shella. Shella, gadis berumur 18 tahun, dengan perawakan yang
ramping berbadan kecil. Dengan rambut potongan pendek model pixielary, memperjelas bentuk wajah dan tulang pipi yang
menonjol. Gadis itu sebenarnya tergolong cantik meskipun dengan kulit yang
kurang terawat dan wajah yang kusut. Justru kalau diperhatikan, raut gadis itu
kelihatan sangat lucu menggemaskan. Imut bukan karena pipinya yang chubby tetapi terlihat menarik karena
matanya yang bening dan senyumnya yang kosong. Di luar itu semua aku tidak
melihat raut ganas atau tampang seorang kriminal terpancar dari wajahnya. Aku
hampir tidak percaya kalau gadis itu ditahan karena tuduhan pembunuhan. Dari
rekaman ini gadis itu tidak tampak sebagai seorang pembunuh.
Aku kembali memeriksa
catatan tentang gadis ini. Dilaporkan bahwa Shella adalah pelaku pembunuhan
terhadap seorang wanita, teman satu selnya. Sialnya wanita yang dibunuh adalah
istri simpanan ‘seorang Bapak’ yang tertangkap karena kasus narkoba. Rencananya
wanita itu hanya dititipkan beberapa malam saja di LP itu. Hanya sebagai
formalitas dan hukuman prosedural saja. Proses pengeluaran dan pembersihan
kasusnya sedang diusahakan oleh ‘Sang Bapak’. Rupanya, sebelum wanita itu bisa
menghirup udara segar, Shella telah memberinya kesempatan untuk bebas
selama-lamanya. Pihak LP merasa tertampar dengan terbunuhnya istri ‘Bapak”.
Mereka berusaha sekuat tenaga untuk menyeret Shella dengan hukuman
seberat-beratnya. Sebenarnya tidak ada bukti kekerasan atau perkelahian antara
kedua penghuni sel itu. Belum positif meninggalnya karena keracunan atau
sisa-sisa OD. Tetapi yang pasti, Shella, teman satu selnya, adalah satu-satunya
tersangka yang paling kuat. Kepala Lapas
merasa ketakutan karena tidak bisa menjaga ‘Ibu’. Karena sebelumnya Kalapas
sendiri yang menjamin bahwa ‘Ibu’ akan aman di tempat itu.
Gadis itu sendiri pun
menjadi penghuni LP ini karena kasus penganiayaan. Ia telah terbukti menganiaya
guru di sekolahnya. Gadis itu telah menusuk mata Pak Gurunya yang telah mencoba
memperkosanya. Tapi dalam sidang tidak disebut-sebut peristiwa pemerkosaan itu.
Bahkan dalam laporan, gadis itu disebut sedang kerasukan sehingga kambuh
penyakitnya. Dalam keadaan tidak waras itu dia menganiaya gurunya. Lima tahun pembinaan di sel sebagai ganjaran yang
harus diterimanya.
Uufff, rupanya gadis ini semacam gunung berapi.
Begitu kalem tapi bisa memuntahkan lahar kapan dia mau. Atau semacam predator, ..............................(to be continued)
Atau, bagi yang tertarik lanjutan ceritanya, bisa request by e-mail. Thx!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar