I
Walau, gulungan sejarah
telah berusia jutaan warsa
silsilah manusia silih berganti
musim berulang, datang dan pergi
namun, keyakinan ini tetap abadi
tentang keimananku pada-Mu, YaaRabb
pengakuan yang tak lekang
tak terkikis
‘kan tertancap di hatiku
dan terucap
di lisanku
insya
Allah terpancar
di amalanku
bahwa tiada ilah..... selain Engkau
(masih terngiang lagu ninabobo
yang senantiasa didendangkan ibu
di waktu ku masih kecil
masih terpatri– menambah keyakinanku
pada keesaan dan sifat-sifat Ilahiah-Mu)
“Gusti Allah iku siji
ora ana sing madhani
ora kakung ora putri
Pangeran kang Maha Suci”
(bahwa Engkau-lah Tuhan yang Satu
yang tak ada Penyama-Mu
pun Engkau tak berkelamin
karena Engau-lah Yaa Rabb, Yang Maha Suci)
II
Keyakinan
akan malaikat-malaikat suci itu,
tentu tak ada keraguan atasnya
bahwa mereka Kau cipta
dengan kesempurnaan Nur Keagungan-Mu
penyangga Arsy-Mu, pembawa kabar-Mu
penyampai risky-Mu, pemuji-pemuji setia-Mu
dengan kepatuhan abadi mereka
“tentang yang ghaib itu,
kami tak mengetahui apa-apa
kecuali dengan pengetahuan Engkau”
III
Keimanan
akan nubuat dan firman-Mu
takada keraguan pula tentang itu
karena sabda-Mu adalah benar dan mutlak
bukan seperti bualan para penentang-Mu
yang mengotori kitab-kitab suci-Mu
dengan sebutan ayat-ayat setan
menamainya sebagai dogma-dogma teror
mempresentasikannya sebagai ajaran cabul
dan menganggapnya sebagai pengetahuan kuno
“Maha Benar Engkau dengan segala firman-Mu”
IV
Kepada Rasul dan ribuan utusan-Mu
kami
imani dan
kami patuhi
Kau utus manusia-manusia pilihan itu
sebagai pembawa risalah dan berita
Dan,
tentang Muhammad
kekasih-Mu
dialah
penghulu dan idolaku
bukan
jagoan dan tokoh-tokoh semu
bukan Superman bukan juga Super Junior
bukan Jokowi bukan pula SBY
bukan Obama bukan pula Maradona
bukan pula manusia-manusia
yang senantiasa membanggakan kekuatannya
yang merasa berkuasa dengan kebodohan dan kepicikannya
“dan amanat membawa risalah itu teramat berat
bahkan bumi dan gunung tak mampu memikulnya”
V
Tentu, bukan hanya purna bhakti
yang menjadi akhir pengabdianku
bukan pula tumpukan investasi harta
yang menjadi tujuan hidupku
namun, hari akhir dan perhitungan-Mu
‘kan menjadi niatan akhirku
demi menuntaskan rindu hakiki
‘tuk bisa menatap wajah-Mu,
seperti janji-Mu
karena
“Gusti Allah ora sare
tansah nyathet apa kang mbok tindakne
sanajan mung cilik kaya tuma
bakal diwales ning akhir dina”
(tentu Engkau tidak tidur dan lalai
untuk mencatat segala amalan
walau sekecil kutu
‘kan Kau perhitungkan dan Kau balas
kelak di Kampung Abadi-Mu)
VI
Segala qodho’ dan qodar-Mu
adalah benar, aku yakin itu
semua yang terjadi pada kami tentu
sepengetahuan-Mu, aku ikhlas
itu
bahkan selembar daun yang jatuh
adalah atas Kehendak-Mu
pun rizky yang kami dapat
adalah dengan perhitungan-Mu
Lantas kenapaku harus mengumpat,
tatkala musibah menimpa
Lalu kenapaku mesti mengeluh,
ketika merasa rizky tak cukup
ketika hidup terasa berat
“Hasbunallah.....
Maka, cukuplah Engkau
yang menjadi Penolong bagiku
yaa....Rabb”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar